Pemberdayaan 20 Ribu Pemuda: Revolusi Pendidikan Indonesia

Indonesia, dengan penghargaan kelompok yang melimpah, mempunyai kapasitas pembangunan yang luar biasa. Meski demikian, kapasitas tersebut tidak dapat diakui tanpa struktur akademik yang kuat. Di tengah hambatan-hambatan ini, muncullah sebuah gerakan inspiratif yang disebut Gardian, yang ditujukan untuk menggerakkan 20.000 pemuda untuk secara kolaboratif meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh negeri. Program ini bukan sekadar upaya bersama; Hal ini merupakan wujud nyata dari semangat kerja sama dan kepedulian terhadap masa depan negara.

Mengapa Gardian Penting? Pendidikan sebagai Pilar Utama Negara

Pendidikan adalah investasi finansial jangka panjang. Negara industri senantiasa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sayangnya, variasi akademis di Indonesia masih menjadi kekhawatiran yang signifikan. Banyak lokasi terpencil tidak memiliki instruktur, pusat yang memadai, dan akses terhadap pengetahuan yang cerdik. Gardian bertujuan untuk menjembatani ruang ini. Dengan konsentrasi pada pemberdayaan generasi muda sebagai representasi modifikasi, Gardian ingin mempercepat pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dari Sabang hingga Merauke. 1NMENANG rekomendasi Tautan 1NWIN

Berjalan Bersama: Metode Gardian dan Efek Asli

Gerakan Gardian tidak hanya berkonsentrasi pada kuantitas tetapi juga kualitas. Para pemuda yang diikutsertakan akan dibekali dengan berbagai pelatihan, mulai dari pedagogi modern, pemanfaatan inovasi dalam pembelajaran, hingga pembentukan karakter peserta didik. Mereka akan dilepasliarkan ke berbagai daerah, bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan lingkungan regional untuk mengembangkan komunitas berpengetahuan yang lebih mendukung dan memotivasi.

Dampak yang diharapkan dari gerakan 20.000 pemuda Gardian ini sangat besar:

  • Peningkatan Akses dan Kualitas Perolehan: Keberadaan pemuda Gardian akan membantu mengurangi variasi akademik, khususnya di daerah tertinggal, terpencil, dan terdepan (3T).
  • Pengetahuan yang Cerdik: Pemuda membawa energi dan konsep segar. Mereka akan menyajikan pendekatan pengetahuan yang lebih interaktif dan sesuai dengan zaman saat ini.
  • Struktur Karakter: Selain di bidang akademis, Gardian juga akan menyoroti pendidikan karakter, menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan etika kepada generasi muda.
  • Pemberdayaan Lingkungan: Gerakan ini akan memotivasi keterlibatan aktif lingkungan dalam mendukung pendidikan, menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap pengembangan akademik di lingkungannya.

Gardian: Pendidikan Mengemudi bagi 20.000 Pemuda di Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana kerja sama dan semangat generasi muda dapat menjadi kekuatan transformatif dalam memajukan negara.

Kerjasama Multisektoral: Rahasia Kesuksesan Gardian

Kesuksesan Gardian tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kerja sama dengan pemerintah federal, perusahaan non-pemerintah, sektor ekonomi, dan tentunya masyarakat sangatlah penting. Dengan sinergi yang kuat, Gardian menjadi bukan sekedar program, melainkan sebuah gerakan berskala nasional yang secara berkelanjutan menggerakkan roda pendidikan Indonesia menuju arah yang lebih baik. Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan kita semua, dan Gardian merupakan salah satu pilar penting untuk mencapainya.

Pemulihan Akademik PTKI Sumatera: Upaya Kemenag Pasca Banjir Besar

Banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Sumatera telah menyebabkan kerugian besar, termasuk di sektor pendidikan. Ribuan mahasiswa di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di berbagai daerah terpengaruh langsung dan menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan pendidikan mereka. Untuk merespons kondisi ini, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia segera mengambil langkah dengan menerapkan kebijakan relaksasi akademik. Di tengah kesulitan ini, kebijakan tersebut diharapkan menjadi solusi yang memastikan keselamatan dan keberlanjutan pendidikan untuk mahasiswa PTKI yang terdampak.

Ujian Alam: Dampak Banjir pada Pendidikan Tinggi Keagamaan

Banjir dan tanah longsor di Sumatera memberikan pukulan berat bagi banyak komunitas, termasuk institusi akademik. Setidaknya 30 universitas mengalami dampak serius, mulai dari kerusakan fasilitas kampus, gangguan akses, hingga pemutusan pasokan listrik dan komunikasi. Situasi ini mengganggu proses belajar, ujian, dan penelitian. Mahasiswa tidak hanya kehilangan akses fisik ke kampus, tetapi juga menghadapi ketidakstabilan psikologis dan finansial akibat bencana. Ada ancaman kehilangan semester, penundaan kelulusan, atau bahkan putus studi. 1nmenang

Relaksasi Akademik oleh Kemenag: Sebuah Oase di Tengah Badai

Menyadari kondisi darurat ini, Kemenag segera menerbitkan kebijakan relaksasi akademik. Inisiatif ini ditujukan untuk memberi kemudahan bagi mahasiswa PTKI yang terdampak, agar tetap dapat melanjutkan pendidikan tanpa hambatan dari dampak langsung bencana. Relaksasi tersebut mencakup penyesuaian jadwal kuliah dan ujian, perpanjangan masa studi, hingga kebijakan khusus pembayaran SPP atau bantuan finansial lainnya. Kebijakan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap keberlangsungan pendidikan, khususnya di PTKI yang berperan penting dalam mencetak cendekiawan muslim di Indonesia.

Kolaborasi untuk Pemulihan: Peran Kemenag dan Kemdiktisaintek

Pemulihan dari bencana ini tidak menjadi tanggung jawab satu lembaga saja. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) juga turut terlibat. Mereka fokus pada pemulihan infrastruktur kampus yang terdampak banjir di Sumatera, penyediaan bantuan teknis, serta dukungan bagi dosen dan staf pengajar. Kolaborasi antar-kementerian ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan institusi pendidikan dapat pulih dan kegiatan akademik kembali normal.

Dampak banjir mengganggu aktivitas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh, menyebabkan beberapa kampus terisolasi dan menunda kegiatan akademik selama satu hingga dua minggu.

Membangun Ketahanan Pendidikan: Harapan di Masa Depan

Relaksasi akademik dan upaya pemulihan ini adalah langkah awal yang penting. Namun, tantangan berikutnya adalah membangun ketahanan sistem pendidikan tinggi untuk lebih siap menghadapi bencana serupa di masa depan. Ini termasuk pengembangan infrastruktur kampus yang tahan bencana, sistem pembelajaran jarak jauh yang baik, serta dukungan psikososial bagi komunitas akademik. Dengan demikian, semangat belajar dan mengajar tetap menyala meski alam kembali menguji.

Relokasi Tak Biasa: Cerita SMAN 37 Jakarta di Tepi Rel

SMAN 37 Jakarta, yang terletak di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, memiliki kisah unik dalam dunia pendidikan. Dekatnya lokasi sekolah, sekitar lima meter dari jalur kereta api aktif, memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Suara deru dan getaran kereta sering kali menjadi bagian dari kegiatan belajar mengajar.

Harmonika Kereta dan Pembelajaran yang Terinterupsi

Bayangkan kelas di mana setiap 3 hingga 5 menit sekali, suara dan getaran keras dari kereta yang lewat mengganggu konsentrasi. Inilah yang dialami oleh siswa dan guru di SMAN 37 Jakarta. Suara bising yang mencapai 70 desibel ini tidak hanya mengganggu tetapi juga memaksa penghentian proses belajar mengajar sementara. Meja bergetar, papan tulis bergoyang, dan pembahasan materi harus terhenti hingga kereta berlalu. Keadaan ini menjadi tantangan besar untuk mencapai pembelajaran yang optimal.

Adaptasi dan Harapan di Tengah Keterbatasan

Menghadapi situasi penuh tantangan ini, komunitas akademik SMAN 37 Jakarta menunjukkan semangat dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Guru berusaha keras menemukan cara kreatif untuk terus menyampaikan materi, sementara siswa belajar untuk tetap fokus meski sering terinterupsi. Di balik sikap adaptif ini, tersimpan harapan besar untuk lingkungan belajar yang lebih kondusif dan aman.

Masalah keselamatan juga menjadi perhatian. Kedekatan dengan rel kereta api menimbulkan risiko yang tidak bisa diabaikan bagi seluruh penghuni sekolah. Oleh karena itu, diskusi mengenai relokasi menjadi sangat penting dan mendesak. Situs Togel

Secercah Harapan: Relokasi Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lewat Dinas Pendidikan, telah mengumumkan rencana untuk merelokasi dan membangun kembali SMAN 37 Jakarta. Lokasi baru yang direncanakan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi saat ini, diharapkan dapat menjadi solusi permanen untuk masalah kebisingan, getaran, dan risiko keselamatan yang selama ini dihadapi.

Relokasi ini bukan sekadar pemindahan fisik, tetapi juga langkah untuk menciptakan lingkungan belajar yang ideal, di mana siswa dapat penuh konsentrasi dan guru dapat mengajar dengan tenang. Diharapkan, dengan lokasi yang lebih aman dan tenang, SMAN 37 Jakarta dapat terus berprestasi dan melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul.

Menuju Babak Baru Pendidikan yang Berkualitas

Kisah SMAN 37 Jakarta adalah pengingat betapa pentingnya lingkungan yang mendukung dalam proses pendidikan. Relokasi ini menandakan babak baru untuk sekolah, langkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan komunitas sekolah. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, SMAN 37 Jakarta siap menyongsong masa depan yang lebih cerah, bebas dari ‘harmonika kereta’ yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan pendidikannya.

Kenapa Generasi Muda Jakarta Beralih dari Seragam Sekolah ke Seragam Kerja?

Fenomena anak-anak di Jakarta yang lebih memilih bekerja ketimbang melanjutkan pendidikan formal menjadi perhatian serius. Situasi ini, yang terjadi di salah satu pusat ekonomi terbesar Indonesia, menggugah pertanyaan mendalam mengenai prioritas, kondisi sosial, dan masa depan generasi muda. Menurut data dan laporan terbaru, keputusan untuk “menanggalkan seragam sekolah demi seragam kerja” ini seringkali bukan karena pilihan, melainkan tuntutan.

Pertarungan Berat: Pendidikan vs. Kebutuhan Ekonomi

Laporan dari Dinas Pendidikan Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat, mengungkap sejumlah anak yang terpaksa meninggalkan bangku pendidikan untuk bekerja. Alasan utama yang sering terdengar adalah desakan ekonomi keluarga. Di tengah gemuruh kota metropolitan yang dikenal dengan biaya hidup tinggi, beberapa keluarga dihadapkan pada dilema apakah anak-anak mereka harus tetap bersekolah atau membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Anak-anak ini, meskipun masih di usia sekolah, merasakan tanggung jawab untuk berkontribusi pada pendapatan keluarga. Pengorbanan besar ini mereka lakukan, menomorduakan hak atas pendidikan demi kelangsungan hidup keluarga mereka. Togel Online

Keresahan Berbagai Pihak

Fenomena ini menarik perhatian bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Berbagai media, termasuk Kompas.com dan Detik.com, telah membahas isu ini, menyoroti kerumitan masalah dan dampaknya pada masa depan anak-anak. Ada kekhawatiran mengenai potensi hilangnya kesempatan anak-anak ini untuk berkembang optimal, terjebak dalam sirkulasi kemiskinan karena akses terbatas terhadap pendidikan dan keterampilan.

Intervensi dan Harapan: Pendampingan untuk Masa Depan

Untuk menanggapi situasi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah nyata. Program-program telah dirancang untuk mengatasi masalah putus sekolah akibat faktor ekonomi. Salah satu inisiatif adalah pemberian pendampingan intensif bagi anak-anak pekerja dan program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan pasar kerja.

Tujuan utamanya adalah memberikan bekal agar mereka dapat bersaing di dunia kerja, sambil tetap mendorong mereka agar tidak sepenuhnya meninggalkan pendidikan. Diharapkan, program-program ini dapat menjadi jembatan bagi anak-anak tersebut untuk kembali mengejar impian atau setidaknya memastikan mereka memiliki masa depan lebih cerah dengan keterampilan yang sesuai.

Kerja Sama Menyeluruh untuk Generasi Penerus

Masalah anak-anak yang memilih bekerja daripada sekolah adalah refleksi dari tantangan sosial ekonomi yang lebih besar. Untuk mengatasinya, diperlukan kerja sama yang melibatkan tidak hanya pemerintah, tetapi juga keluarga, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan memastikan setiap anak memiliki akses setara adalah tanggung jawab kita semua. Dengan dukungan yang tepat, kita berharap setiap anak di Jakarta mendapatkan kesempatan meraih potensi penuhnya, tanpa harus memilih antara buku dan kebutuhan sehari-hari.

Memacu Kualitas SDM Desa: SMP NEGERI 2 PENGARON Menuju Pendidikan Unggul di Kalsel!

Banjar, Kalimantan Selatan — Pada 29 April 2024, SMP NEGERI 2 PENGARON merayakan ulang tahun ke-21 dengan meriah, tidak hanya merayakan sejarahnya tetapi juga menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan daerah yang berlandaskan nilai-nilai keunggulan dan kemandirian.

Puncak acara perayaan tersebut diadakan di aula sekolah, dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Husnul Khatimah yang bertindak untuk mewakili Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Dalam pidatonya, dia menyampaikan bahwa SMP NEGERI 2 PENGARON bukan hanya simbol kemajuan pendidikan tetapi juga merupakan contoh yang bagus yang perlu diperkuat.

“Memasuki usia 21 tahun, SMP NEGERI 2 PENGARON diharapkan terus berupaya secara optimum demi kemajuan pendidikan di Kalimantan Selatan,” kata Husnul Khatimah. “Kita harus membangun SDM yang unggul dan berkarakter, termasuk dari lulusan SMP NEGERI 2 PENGARON.”

Membangun Pendidikan Berbasis Potensi Lokal

Sejak didirikan pada 2003, SMP NEGERI 2 PENGARON telah berkembang dari sekolah biasa menjadi Sekolah Penggerak yang diakui oleh Kemendikbud. Fokus utama sekolah ini adalah mentransformasikan pendidikan dari ‘Kursus Pengetahuan’ menjadi ‘pembelajaran hidup’ :

  • Penerapan metode Pengetahuan Berbasis Proyek (PjBL)
  • Penguatan literasi digital dan kewirausahaan
  • Keterlibatan siswa dalam program pengabdian masyarakat
  • Pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan

“Sekolah ini bukan hanya tempat belajar tetapi laboratorium kehidupan, di mana setiap siswa diajak menjadi agen perubahan,” ungkap Kepala Sekolah dalam sambutannya.

Prestasi yang Berdampak di Tingkat Regional dan Nasional

Selama dua dekade, SMP NEGERI 2 PENGARON telah menghasilkan banyak siswa yang berprestasi di tingkat nasional:

  • 96% lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
  • 12 siswa berhasil di Kompetisi Sains Nasional (KSN) dalam berbagai bidang
  • Beasiswa penuh dari berbagai lembaga pendidikan nasional
  • Menjadi juara lomba Inovasi Siswa Tingkat Provinsi dan Nasional

Keberhasilan ini dihasilkan dari lingkungan belajar yang kolaboratif, guru-guru berdedikasi serta dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat.

Visi Masa Depan: Sekolah Penggerak untuk Bangsa

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, SMP NEGERI 2 PENGARON mengumumkan strategi baru yang akan mulai diterapkan pada tahun 2025:

  • Program Siswa Berprestasi Masa Depan (SBM) : Pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen proyek
  • Bekerja sama dengan Start-up Lokal dan UMKM untuk pelatihan kerja nyata
  • Pembentukan Sekolah Berwawasan Lingkungan dengan lahan pertanian siswa
  • Pengembangan portofolio digital sebagai standar evaluasi siswa akhir

“Pendidikan tidak hanya berfokus pada nilai– tetapi pembentukan manusia yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan, ethical, dan kepemimpinan,” tambah kepala sekolah.


“Satu sekolah kecil dari desa bisa menjadi penggerak kemajuan besar. SMP NEGERI 2 PENGARON telah menunjukkan hal itu.” — Staf Ahli Gubernur Kalsel, Husnul Khatimah

.

Puluhan Pelajar Kota Tual Siap Harumkan Nama Maluku di Panggung Nasional!

Kota Tual, Maluku – Dalam upaya memperkuat kualitas pendidikan di Timur Indonesia, Kota Tual meraih pencapaian signifikan dalam bidang akademik dan keahlian siswa. Hari ini, 23 siswa berbakat dari berbagai sekolah di Tual telah diresmikan sebagai duta pendidikan Maluku untuk berkompetisi di ajang nasionalsetelah berhasil melewati seleksi ketat dari ribuan peserta di wilayah Maluku Timur.

“Kami sangat bangga atas prestasi luar biasa yang diraih putra-putri terbaik Kota Tual. Mereka adalah harapan baru untuk Maluku dan siap membawa nama daerah ke tingkat nasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tual dalam sambutannya selama pelantikan.

Kinerja tercapai

Para siswa ini telah memenangkan juara 1 dan 2 di berbagai kompetisi tingkat provinsi seperti:

  • Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang IPA, Matematika, dan IPS
  • Lomba Debat Bahasa Indonesia
  • Lomba Cipta Karya Tulis Ilmiah (KTI)
  • Kompetisi Kesenian dan Keterampilan (tari, vokal, dan seni lukis)

“Seorang siswa dari SMP Negeri 1 Tual bahkan berhasil meraih juara nasional dalam OSN bidang IPA, menandai sejarah baru untuk Tual di kancah nasional,” Tambahkan guru yang terlibat dalam konstruksi.

Sekolah Terbaik dan Pelatihan Intensif

Beberapa sekolah yang paling banyak mengirimkan utusan meliputi:

  • SD NEGERI 15 Tual
  • SMP Negeri 1 Tual
  • SMA Negeri 1 Tual
  • SMK Negeri 1 Tual
  • SMP Islam Al-Falah

Para peserta telah mengikuti pelatihan intensif selama tiga bulan terakhirdibimbing oleh tim guru pendamping dari Dinas Pendidikan dan mitra dari Universitas Pattimura. Fokus utama pelatihan ini adalah pengembangan mental, strategi kompetisi, serta kesiapan akademik dan fisik.

Dampak Jangka Panjang

Program ini lebih dari sekadar lomba; ia adalah bagian dari visi strategis Kota Tual untuk:

  1. Meningkatkan kedudukan pendidikan di wilayah Maluku Timur
  2. Menciptakan Cetak biru pelatihan siswa berprestasi secara berkelanjutan
  3. Menarik perhatian pemerintah dan lembaga donor untuk investasi pendidikan di daerah terdepan

“Tual kini bukan lagi sekadar kota di ujung dunia—sekarang Tual adalah kota berprestasi. Semakin banyak anak muda yang terinspirasi untuk terus berkarya dan berprestasi,” ungkap Ketua Komite Sekolah Kota Tual.

Langkah Selanjutnya

Tim pelatihan akan terus mempersiapkan siswa hingga hari H, termasuk dengan melakukan:

  • Simulasi kompetisi dengan kondisi yang mirip venue nasional
  • Bimbingan psikologis untuk menghadapi tekanan kompetisi
  • Kunjungan studi banding ke kota dengan prestasi pendidikan unggul

Diharapkan, tahun ini Kota Tual akan meraih pencapaian yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnyadan bahkan menjadi daerah pertama di Maluku yang meraih perwakilan di lima kategori kompetisi nasional sekaligus.

Rp2 Juta untuk 5,000 Siswa: Terobosan Pendidikan Gratis dari Gubernur Jateng di SMK Swasta Brebes

Brebes, Jawa Tengah– Pada 27 MEI 2025 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkenalkan Program Kemitraan Sekolah Program membuatnya empat SMK swasta di Kabupaten Brebes sebagai sekolah mitra untuk memberikan pendidikan bebas kepada siswa dengan status afirmasi, serta siswa dari keluarga miskin, sangat miskin, dan miskin ekstrem.

Ruang Lingkup Program

  • Akreditasi minimum B adalah persyaratan utama untuk sekolah yang ingin bergabung dalam jaringan kemitraan.
  • Setiap sekolah akan mengakomodasi 36 siswa per rombongan belajar (Rombel) dengan overall lebih dari 5.000 siswa di seluruh provinsi. Ini merupakan program pertama sejenis di Indonesia, menurut Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK .
  • Dana bantuan sebesar Rp 2.000.000 per siswa akan disalurkan langsung ke masing-masing sekolah untuk memenuhi kebutuhan harian, seragam, sepatu, serta biaya asrama jika diperlukan. Ini adalah paket lengkap yang membuat pendidikan menjadi bebas bagi keluarga penerima manfaat. SMK MUHAMMADIYAH PAGUYANGAN

“Sekolah ini gratis dari gubernur. Ada juga sekolah boarding lengkap, sekolah semi-boarding, dan sebagian konvensional dengan pengaturan satu rombel diasramakan. Semua biaya mulai dari kebutuhan harian sampai sekolah, pakaian, sepatu, ditanggung secara gratis.”– Djatnika Ainul Karim Kasubag TU Dinas Pendidikan Wilayah XI Jawa Tengah.

Dampak yang Diharapkan

  1. Peningkatan Akses Pendidikan bagi ribuan anak dari keluarga kurang mampu, yang dapat mengurangi angka putus sekolah.
  2. Penguatan SDM vokasi dengan memanfaatkan SMK yang berakreditasi B, agar lulusannya siap bekerja di industri.
  3. Pengurangan beban ekonomi keluarga karena semua kebutuhan pendidikan dan asrama ditanggung oleh pemerintah.
  4. Design replikasi untuk kabupaten lain di Jawa Tengah maupun di provinsi lain, menjadikan kemitraan publik-swasta sebagai strategi utama pemerataan pendidikan.

Langkah Selanjutnya

  • Dinas Pendidikan Wilayah XI akan Pantau implementasi dan menyusun laporan evaluasi setiap term untuk memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga.
  • Ekspansi program ke lebih banyak SMK swasta di provinsi direncanakan pada 2026, dengan target meningkatkan kuota hingga 8.000 siswa .
  • Sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat baik di desa maupun kota mengenai hak memperoleh pendidikan gratis, untuk mengoptimalkan penggunaan kuota yang tersedia.

“Program kemitraan yang dilaksanakan oleh Pemprov Jateng telah menambah kuota hingga lebih dari 5.000 siswa . Program ini adalah yang pertama di Indonesia dan merupakan wujud janji politik kami untuk memberikan akses pendidikan bagi siswa miskin.”– Komjen Pol (P) Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK .

.

SMPN 8 Yogyakarta Triumphs with Gold at 2025 Bali International Choir Festival

SMPN 8 Yogyakarta sekali lagi mencapai kesuksesan luar biasa di panggung internasional. Pada 1 Agustus 202518 siswa dari SMA 8 – bersama dengan perwakilan dari SMPN 1 Jogja – dengan bangga memenangkan a medali emas di Musik agama kategori di Festival Paduan Suara Internasional Bali (BICF) 2025 held at Balai Budaya Giri Nata Mandala, Badung, Bali.

“Sebanyak 18 siswa dari sekolah ini berhasil membawa pulang medali emas di babak kejuaraan Festival Paduan Suara Bali Internasional (BICF) yang diadakan pada 1 Agustus 2025, di Bali.” – – Harian Jogja

Latar belakang festival

BICF 2025 mengumpulkan lebih dari 3.500 penyanyi dari 40 negaramenjadikannya acara kompetisi paduan suara terbesar di wilayah Asia-Pasifik. Kompetisi mencakup berbagai kategori, mulai dari Paduan suara campuran ke Paduan suara anak -anakdengan standar penilaian tingkat internasional. Mengunjungi SMP PIRI 2 YOGYAKARTA’s website Untuk informasi lebih lanjut.

Achievements of SMPN 8 Yogyakarta

Persiapan intensif

  • Latihan Harian Selama 6 Bulan dengan pelatih vokal profesional dan guru musik.
  • Kolaborasi lintas sekolah Meningkatkan kekayaan dan harmoni vokal.
  • Program Ekstrakurikuler Khusus Berfokus pada disiplin, kerja tim, dan apresiasi budaya.

Reaksi dan dukungan

  • Kepala SMPN 8, Mr. Hadi Susantomenyatakan, “Prestasi ini menunjukkan bahwa berinvestasi dalam seni dapat menyebabkan kesuksesan internasional.”
  • Departemen Pendidikan, Distrik Sleman Rencana untuk meningkatkan anggaran untuk program musik di semua sekolah menengah pertama.
  • Orang tua dan anggota masyarakat mengadakan acara yang ramah di sekolah, menandai kebanggaan kolektif dalam pencapaian ini.

Dampak jangka panjang

  1. Memperkuat identitas budaya melalui interpretasi musik agama berkualitas tinggi di tingkat internasional.
  2. Inspirasi untuk siswa lain di Yogyakarta untuk terlibat dalam kegiatan artistik.
  3. Peluang jaringan dengan lembaga musik nasional dan internasional, membuka pintu beasiswa dan lokakarya masterclass.

Aspirasi masa depan

Itu Gita Maizan Children Choir bertujuan untuk Berpartisipasi dalam BICF 2026 dengan memperluas ke 25 peserta dan mendiversifikasi genre untuk memasukkan Paduan suara kontemporer. Sekolah juga berencana untuk mengintegrasikan a Program Teknologi Musik untuk memadukan vokal tradisional dengan produksi digital.

Pemberdayaan UMKM Desa Belo melalui Inovasi Kemasan Tepung Mocaf oleh Mahasiswa KKN

Memperkuat UKM dan meningkatkan Ekonomi Desa Belo: Inisiatif Siswa dengan Kemasan Tepung MOCAF yang inovatif

Desa Belo, Distrik Ganra, Kabupaten Soppeng – di 5 Agustus 2025program inovatif diadakan di Belo Village Hall, fokus pada penguatan UKM (usaha kecil dan menengah) melalui strategi pengemasan modern. Inisiatif ini dipelopori oleh siswa dari Program Layanan Masyarakat Tematik tentang Literasi dari Universitas Hasanuddin Batch 114, yang memperkenalkan produk bernilai tambah: Tepung MOCAF (Tepung Singkong) terbuat dari singkong.

“Produk ini merupakan output dari upaya siswa sendiri, yang dirancang dengan kemasan yang menarik dan modern untuk menunjukkan pentingnya menambah nilai melalui kemasan yang tepat,” kata Cerita rakyatsalah satu peserta UNHAS KKN.

Program ini bukan hanya tentang pelatihan tetapi termasuk a Sosialisasi dan penyediaan langsung kit pengemasan tepung mocaf Kepala Desa Belo, Tn. Wahyu Asharie. Dalam pidatonya, kepala desa menyatakan harapannya bahwa inisiatif ini akan mendorong komunitas desa untuk secara kreatif dan berkelanjutan mengembangkan potensi lokalterutama dalam memperkuat ekonomi desa. SMAN 2 LUWU TIMUR

Tujuan utama

  • Kemasan Inovatif: Desain modern dan menarik yang meningkatkan nilai produk.
  • Pemberdayaan UKM: Membantu pengusaha lokal dalam memahami pentingnya branding dan produk pemasaran.
  • Kolaborasi Akademik-Komunitas: Siswa KKN memberikan pengetahuan teknis bersama dengan dukungan lapangan.

Dampak yang diharapkan

  1. Peningkatan pendapatan untuk petani singkong lokal dan produsen tepung MOCAF.
  2. Pengembangan Kewirausahaan melalui pengemasan dan pelatihan pemasaran digital.
  3. Model yang dapat ditiru Untuk desa lain di Sulawesi Selatan dengan potensi pertanian yang serupa.

Langkah selanjutnya

Siswa KKN berencana untuk memperluas program ke desa tetangga, menambahkan Pelatihan Pemasaran Online Dan Standardisasi Kualitas Produk untuk MOCAF. Diharapkan bahwa, dalam jangka menengah, produk ini dapat mencapai pasar regional dan bahkan nasional.

“Melalui program ini, diharapkan komunitas desa Belo akan lebih didorong untuk mengembangkan potensi lokal dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan,” tambah Naurah.

Diskusi Emansipasi Wanita Bersama Ketua TP-PKK Lampung dan Pramuka SMA Al-Kautsar

Bandar Lampung– Pada Kamis (26 Juni 2025), Pramuka SMA Al-Kautsar mengundang Purnama Wulan Sari Mirza Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Lampung, untuk berbagi wawasan dalam acara Diskusi Manajemen 2025 .

Wulan, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung, menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan provinsi Menurutnya,” Kontribusi dan peran wanita sangat penting dalam pembangunan Lampung; melalui pemberdayaan dan emansipasi hak-hak perempuan, kesetaraan gender harus menjadi program utama yang harus diperjuangkan . ”

3 Elemen Penting untuk Pembangunan

Wulan menguraikan tiga pilar yang harus dimiliki generasi muda, khususnya anggota pramuka:

Pramuka sebagai Ladang Kepemimpinan

Ketua TP-PKK menyoroti manfaat Pramuka dalam menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan, gotong royong, edukasi, dan kepemimpinan . Itu memuji program Scoutpreneur 2025 yang mendorong siswa untuk mengembangkan usaha kreatif. Salah satu produk unggulannya adalah gantungan kunci yang telah dipasarkan secara luas, menunjukkan keberhasilan integrasi pendidikan official dengan kewirausahaan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda, khususnya perempuan, akan pentingnya kesetaraan gender, pemberdayaan, dan emansipasi wanita,” ujarnya.

Harapan dan Aspirasi Pramuka

Perwakilan Sekolah Menengah Al-Kautsar-Muhammad Abdullah Azzam, Ghaziah Nabila Fairuz, Nayaka Barah Bastari, Siti Fatimah Azzahra, dan Aqilah Althafunisa– memberikan aspirasi tentang masalah kesetaraan gender serta menekankan pentingnya persiapan diri menghadapi tantangan masa depan. Azzam menambahkan, “Melalui dialog ini, kami memperoleh wawasan baru tentang bagaimana menjadi SDM yang tangguh dan kompetitif.” SMAS Immanuel Bandar Lampung

Dalam sinergi yang terbentuk antara TP-PKK, Dekranasda, dan Pramuka, Wulan menutup pertemuan dengan seruan: “Perempuan harus berperan aktif, tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pencipta keputusan dalam proses pembangunan.”

.